Di jantung kota Melbourne, tersembunyi sebuah restoran yang telah mengubah persepsi dunia terhadap kuliner Australia. www.universitasbungkarno.com Attica, yang dipimpin oleh chef Ben Shewry, merupakan salah satu tempat makan paling berpengaruh dan inovatif di dunia. Berkat pendekatannya yang berani terhadap bahan-bahan lokal dan eksplorasi rasa yang tak biasa, Attica berhasil menembus daftar 50 restoran terbaik dunia dan membawa Australia ke panggung gastronomi global.
Filosofi Kuliner Attica
Attica berdiri dengan misi untuk menampilkan kekayaan alam dan budaya kuliner Australia, bukan sekadar meniru tren internasional. Chef Ben Shewry, yang berasal dari Selandia Baru dan telah bermukim lama di Australia, membawa pendekatan personal dan berkelanjutan dalam setiap kreasinya. Ia menggali resep-resep dari komunitas Aborigin, menggunakan bahan-bahan liar seperti semak lemon, semut hijau, dan sayuran asli hutan Australia, yang sebelumnya jarang masuk dapur-dapur restoran kelas atas.
Pendekatan ini tidak hanya unik, tetapi juga menciptakan koneksi antara makanan, tanah, dan identitas Australia itu sendiri. Setiap sajian yang keluar dari dapur Attica mencerminkan perjalanan, riset, dan dialog panjang dengan tradisi lokal.
Menu Tasting yang Penuh Eksplorasi
Attica menyajikan menu tasting (degustasi) yang berganti sesuai musim. Menu ini dirancang untuk membawa tamu pada perjalanan rasa yang kompleks, mengejutkan, dan penuh makna. Hidangan-hidangan seperti “Emu Egg,” “Salted Red Kangaroo with Bunya Bunya,” atau “Chewy Carrots with Cheese and Wild Herbs” memperlihatkan keberanian untuk menjauh dari konvensi.
Salah satu daya tarik utama adalah bagaimana bahan-bahan yang terdengar sederhana—seperti ubi liar atau rumput laut kering—bisa berubah menjadi sajian yang mewah dan memikat. Proses fermentasi, teknik pengasapan, dan penyajian yang teatrikal menjadi bagian integral dari pengalaman kuliner di Attica.
Suasana dan Pengalaman Makan
Attica terletak di lingkungan suburban Ripponlea, jauh dari pusat kota Melbourne yang hiruk pikuk. Bangunannya sederhana dari luar, namun di dalamnya atmosfer tenang dan kontemporer menyambut pengunjung. Fokus utama tetap pada makanan, dengan pencahayaan hangat dan interior minimalis yang memberikan ruang bagi eksplorasi rasa tanpa gangguan.
Pelayanan di Attica dikenal ramah, informatif, dan penuh perhatian, selaras dengan visi Ben Shewry untuk membuat restoran fine dining terasa inklusif dan humanis.
Pengakuan Dunia dan Kontribusi Lokal
Sejak masuk dalam daftar “The World’s 50 Best Restaurants”, Attica telah menempatkan Australia dalam radar pecinta kuliner dunia. Namun, di balik prestasi internasionalnya, restoran ini tetap menjaga akar lokalnya. Chef Shewry banyak bekerja sama dengan petani kecil, nelayan lokal, dan komunitas Aborigin untuk memastikan praktik keberlanjutan dan etika tetap diutamakan.
Attica juga aktif dalam kegiatan sosial dan pendidikan, memperjuangkan keadilan pangan, serta memberikan ruang bagi eksplorasi bahan asli Australia yang masih belum dikenal luas.
Kesimpulan
Attica bukan hanya restoran mewah, melainkan sebuah laboratorium rasa yang mengeksplorasi identitas Australia melalui makanan. Dengan menggabungkan bahan lokal, teknik eksperimental, dan penghormatan terhadap budaya asli, Attica membuktikan bahwa kuliner Australia memiliki suara unik di panggung global. Kehadirannya dalam 50 besar dunia bukan sekadar penghargaan, melainkan pengakuan atas keberanian dan integritas dalam dunia gastronomi.
